Faktor-Faktor Linguistik Dan Non Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
I. Pendahuluan
Penguasaan bahasa kedua sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor linguistik maupun non linguistik, berbagai teori muncul untuk mengembangkan baik pemerolehan bahasa maupun pembelajaran bahasa. Maka didalam pemerolehan bahasa kedua pembelajar akan berhubungan dengan penguasaan kaidah bahasa kedua. Dalam pemerolehan bahasa kedua akan muncul pertanyaan:
apakah kaidah bahasa yang dipelajarinya itu sama dengan kaidah yang ada dalam bahasa ibunya
apakah kaidah yang akan dihadapinya itu hanya ada dalam bahasa kedua
apakah kaidah kaidah itu digunakan dengan memperhatikan konteks penggunaannya.
Melihat pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu, studi pemerolehan bahasa kedua dapat dilihat dari berbagai bidang studi, misalnya linguistik, psikologi, psikolinguistik, sosiologi, sosiolinguistik, analisis wacana, analisis percakapan dan sebagainya.
II. Bahasa Pertama
Dalam kajian linguistik bahwa seseorang yang mampu berbicara dua bahasa secara bergiliran disebut dwibahasawan, hampir mayoritas masyarakat mempunyai kemampuan untuk menguasi dwi bahasa, bahasa yang pertama kali dikuasai disebut :
bahasa ibu, atu bahasa pertama (B1), merupakan bahasa yang pertama kali dia gunakan dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya.
kemudian bahasa yang kedua dipelajari disebut bahasa kedua (B2), dan ini diperoleh ketika anak berinteraksi dengan lingkungan nya yang lebih luas.
bahasa ketiga, namun istilah ini lebih dikenal dalam istilah linguistik dengan istilah bahasa asing.
Jadi pemakaian istilah-istilah bahasa ibu, bahasa nasional dan bahasa asing dan sebagai gantinya bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing tidak hanya taksonomis, melainkan terlebih mempunyai implikasi sosiologis.[1]
Lebih jauh penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu (B1). Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih berbahasa. Setelah bahasa ibu diperoleh maka pada usia tertentu anak lain atau bahasa kedua (B2) yang ia kenalnya sebagai khazanah pengetahuan yang baru.
Bahasa kedua akan dikuasai secara fasih apabila bahasa pertama (B1) yang diperoleh sebelumnya sangat erat hubungannya (khususnya bahasa lisan) dengan bahasa kedua tersebut. Hal itu memerlukan proses, dan kesempatan yang banyak. Kefasihan seorang anak untuk menggunakan dua bahasa sangat tergantung adanya kesempatan untuk menggunakan kedua bahasa itu. Jika kesempatan banyak maka kefasihan berbahasanya semakin baik.[2]
Pemerolehan bahasa pertama (B1) sudah barang tentu mempunyai dampak terhadapi anak untuk mendapatkan bahasa kedua (B2) yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apa saja dampak yang kemungkinan muncul akan penulis paparkan dalam tulisan ini.
III. Iterferensi dan Transfer
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara sosial, budaya, maupun linguistik. Berdasarkan aspek linguistik, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bilingual (dwibahasa). Setidak-tidaknya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa etnik dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahkan penutur bahasa yang terpelajar tidak jarang menguasai lebih dari dua bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan salah satu bahasa Asing. Dengan demikian, terjadilah masyarakat bahasa yang dwibahasawan atau bahkan multibahasawan. Penguasaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur bahasa ternyata membawa dampak, yaitu terjadinya transfer unsur-unsur bahasa, baik transfer negatif maupin transfer positif, dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua ataupun sebaliknya. Transfer positif menyebabkan terjadinya integrasi yang sifatnya menguntungkan kedua bahasa karena penyerapan unsur dari suatu bahasa yang dapat berintegrasi dengan sistem bahasa penyerap. Sebaliknya transfer negatif akan melahirkan interferensi, yaitu penyimpangan dari norma-norma bahasa dalam bahasa yang digunakan sebagai akibat pengenalan terhadap bahasa lain. Transfer dalam kontak bahasa dapat terjadi dalam semua tataran linguistik, baik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon.
IV. Analisis Kontrastif sebagai Prosedur Kerja
Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melaui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu dan memungkmkan dapat menemukan inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik. diulas, dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami Moeliono[3] menjelaskan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti. dan dipahami. Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai bersifat membandingkan perbedaan.
Secara khusus analisis kesalahan kontrastif atau lebih populer disingkat anakon adalah kegiatan memperbandingkan struktur bahasa ibu atau bahasa pertama (Bl) dengan bahasa yang diperoleh atau dipelajari sesudah bahasa ibu yang lebih dikenal dengan bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan kedua bahasa tersebut.Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa. Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil temuan itu, dapat diduga adanya penyimpangan-penyimpangan,pelanggaran-pelanggaran,atau kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan para dwibahasawan.
Sudah diterangkan di atas bahwa analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik perbandingan antara Bl dengan B2. Perbandingan tersebut akan menghasilkan persamaan, kemiripan, dan perbedaan sehingga guru dapat memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan belajar, menyusun bahan pengajaran, dan mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan pengajaran.
Di dalam pembelajaran B2 kepada siswa akan dijumpai kebiasaan-kebiasaan B1 digunakan ke dalam B2. Kebiasaan ini bisa berupa sistem B1 yang digunakan ke dalam B2. Padahal kedua bahasa tersebut memiliki sitem yang berbeda. Pentransferan ini disebut sebagai transfer negatif atau lebih dikenal dengan interferensi.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab kesalahan berbahasa bersumber pada transfer negatif. Transfer negatif ini sendiri terjadi sebagai akibat penggunaan sistem yang berbeda antara Bl dan B2. Perbedaan sistem bahasa itu dapat diidentifikasi melalui Bl dengan B2. Kesalahan berbahasa dapat dihilangkan dengan berbagai cara, antara lain menanamkan kebiasaan ber-B2 melalui latihan, pengulangan, dan penguatan.
Dengan demikian, analisis kontrastif dapat disebut sebagai prosedur kerja. Hal ini disebabkan karena analisis kontrastif meliputi suatu kegiatan membandingkan struktur B1 dengan struk B2 untuk menemukan perbedaan-perbedaan
Setelah Anda memahami apa sebenarnya analisis kontrastif, Anda akan memasuki pembicaraan hipotesis analisis kontrastif. Hipotesis diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu persoalan. Nah, persoalan yang kita hadapi sekarang adalah persoalan analisis kontrastif. Agar kita mendapatkan gambaran apa dan bagaimana hipotesis analisis kontrastif, marilah kita perhatikan uraian di bawah ini.Perbandmgan antara struktur Bl dengan 82 yang akan dipelajari oleh para siswa menghasilkan identifikasi perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Perbedaan itu merupakan dasar untuk memperkirakan butir-butir yang menimbulkan kesulitan belajar bahasa dan kesalahan berbahasa yang dihadapi oleh para siswa. Berpijak dari timbulnya kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa inilah muncul bipotesis analisis kontrastif.Ada dua jenis hipotesis analisis kontrastif.
Pertama, hipotesis bentuk lemah. Hipotesis ini menyatakan bahwa analisis kontrastif hanyalah bersifat diagnostik Karena itu analisis kontrastif dan analisis kesalahan harus saling melengkapi. Analisis kontrastif menetapkan kesalahan mana termasuk ke dalam kategori yang disebabkan oleh perbedaan Bl dan B2. Analisis kesalahan berbahasa mengidentifikasi kesalahan di dalam korpus bahasa siswa.
Kedua, hipotesis bentuk kuat. Hipotesis ini menyatakan bahwa semua kesalahan dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara Bl dengan B2 yang dipelajan oleh siswa. Hipotesis ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut.
(1) Penyebab utama kesulitan belajar dan kesalahan dalam pengajaran B2 adalah interferensi Bl (bahasa ibu).
(2) Kesulitan belajar itu sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh perbedaan antara Bl dan B2.
(3) Semakm besar perbedaan antara Bl dengan 62 semakin besar kesulitan belajar yang timbul.
(4) Hasil perbandingan antara Bl dan B2 diperlukan untuk meramalkan kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam belajar B2. siswa.
(6) Bahan pengajaran dapat disusun secara tepat dengan membandingkan kedua bahasa itu, sehingga apa yang harus dipelajan siswa merupakan sejumlah perbedaan yang disusun berdasarkan analisis kontrastif.
V. Lingkungan
Pembelajaran bahasa sering hanya memusatkan perhatian pada tingkah linguistik saja dengan mengabaikan tingkah non-linguistiknya. Dalam konteks ini Bloomfield (1933:499) menyatakan bahwa
Whoever is accustomed to distinguish between linguistic and non-linguistic behavior, will agree with the criticism that our schools deal too much with the former, drilling the child in speech response phases of arithmetic, geography, or history, and neglecting to train him in behavior toward his actual environment.
Metode Pembelajaran Bahasa Kedua.
Ada banyak metode atau cara yang dapat digunakan untuk mempelajari bahasa kedua. Metode atau cara yang dipilih akan tergantung pada seberapa cepat dalam menguasai bahasa kedua itu, dimana kita tinggal dan berapa banyak dana yang dapat kita alokasikan untuk mencapai tujuan kita tersebut. Gabungan dari beberapa metode atau cara di bawah ini tentunya akan memberikan hasil belajar yang lebih optimal dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu metode saja.
1. Pembelajaran di dalam kelas.
Ketika kita melaksanakan pembelajaran ba-hasa kedua di dalam kelas, kita dibantu oleh guru yang senantiasa dapat memberikan materi, do-rongan dan umpan balik serta dapat menjadi la-wan untuk mempraktekkan kemampuan bahasa kedua kita. Agar dapat menyelenggarakan pem-belajaran bahasa kedua yang baik di dalam kelas, guru membutuhkan sumber-sumber pembela-jaran bahasa yang otentik. Ini terutama dibutuh-kan ketika kita mempelajari bahasa kedua di negara kita sendiri. Sumber-sumber pembela-jaran bahasa yang digunakan harus otentik dalam hal lafal, intonasi, aksen dan idiom. Tanpa adanya sumber-sumber pembelajaran bahasa seperti itu, akan sangat sulit bagi seorang guru bahasa ke-dua untuk dapat menyampaikan perasaan dan fikiran orang-orang yang menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa pertamanya. Untuk itu ketika mengajar, para guru bahasa kedua sebaik-nya hanya menggunakan rekaman suara yang di-tuturkan oleh penutur asli. Bahan-bahan penga-jaran visual seperti video atau film juga harus me-nampilkan kebudayaan orang kedua yang otentik. Jangan menggunakan video atau film yang hanya menampilkan keindahan negara penutur bahasa kedua, tetapi tidak ada kaitannya dengan masalah kebudayaan orang penutur bahasa kedua. Video atau film seperti itu biasanya ditujukan hanya kepada para turis saja.
Selain itu guru/pihak sekolah dituntut untuk mampu menyediakan koran dan majalah dalam bahasa kedua karena merupakan dua sumber ba-caan yang valid dan selalu memberikan informasi terkini mengenai kebudayaan orang kedua.
2. Pembelajaran otodidak.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara mem-beli CD atau DVD pembelajaran bahasa kedua yang banyak di jual di toko-toko buku/kaset atau dapat dipesan on-line melalui Internet. Kelemahan mendasar dari metode belajar ini adalah tidak ada-nya guru yang mendampingi, sehingga ketika sis-wa perlu bertanya, tak ada seorang pun yang da-pat menjawab. Namun demikian CD atau DVD pembelajaran bahasa kedua sekarang ini telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar sendiri. Keberhasilan siswa di dalam pembelajaran bahasa kedua dengan mengguna-kan metode ini akan sangat tergantung pada ting-kat keseriusan siswa di dalam belajar dan kualitas CD atau DVD pembelajaran bahasa kedua yang siswa beli.
3. Pertukaran bahasa.
Belajar bahasa kedua dengan menggunakan metode ini menuntut siswa untuk mencari penutur asli bahasa kedua yang sedang dipelajarinya dan yang ingin mempelajari bahasa ibu atau bahasa pertama siswa tersebut, sehingga keduanya dapat saling mengajari bahasanya masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakses beberapa situs di Internet yang menyediakan jasa ter-sebut. Altematif lain dari metode ini adalah dengan mencari penutur asli sebagai teman berkorespon-densi. Seorang guru bahasa kedua harus mendo-rong siswanya untuk berkorespondensi dengan orang penutur bahasa kedua.
Dengan berkorespondensi siswa dapat banyak berlatih bagaimana menulis dengan konteks situasi-situasi keseharian. Selain itu siswa akan dapat bertukar fikiran dengan penutur asli bahasa kedua, memahami sikap dan perilakunya yang merupakan gambaran dan budayanya. Korespon-densi juga dapat memberikan motivasi kepada pelajar untuk melakukan perjalanan ke luar negeri yang merupakan metode belajar yang terakhir.
4. Melakukan perjalanan dan tinggal selama beberapa waktu di luar negeri.
Dengan melakukan perjalanan ke luar negeri atau bahkan berkesempatan untuk tinggal selama beberapa waktu di luar negeri, siswa akan dapat memahami budaya orang-orang setempat. la dapat melihat dan menyadari persamaan mau-pun perbedaan antara kebudayaan bangsanya dan kebudayaan bangsa yang bahasanya sedang ia pelajari. Selain itu perjalanan ke luar negeri juga akan membuat siswa mampu berkomunikasi menggunakan bahasa kedua dengan lebih baik dibandingkan dengan hanya mengandalkan pembelajaran bahasa kedua di dalam negeri saja, karena di lingkungan barunya ini siswa mene-mukan tak seorang pun mampu menggunakan bahasa pertamanya, sehingga ia "terpaksa" harus senantiasa menggunakan bahasa kedua untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya agar dapat bertahan hidup.
Terampil dalam empat ketrampilan bahasa yang berbeda yaitu
a. berbicara dan menulis (keterampilan aktif)
b. mendengar dan membaca (keterampilan pasif) merupakan tujuan akhir dari setiap pembelajaran bahasa kedua.
Kelas dapat dijadikan sebagai lingkungan yang mendukung terwujudnya pemerolehan bahasa kedua, yaitu bahasa Arab. Asalkan beberapa kondisi tertentu dipenuhi. Kelas tidak harus membatasi diri pada pengajaran kaidah-kaidah bahasa. Pengajaran didalam kelas dapat menyediakan input yang mendorong berlangsungnya proses pemerolehan bahasa kedua. Input-input yang mendorong itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
c. dapat difahami oleh siswa (comprehensible input)
d. menarik bagi siswa
e. berkaitan dengan minat siswa
f. fleksibel dalam penyajiannya (tidak harus disajikan dengan memperhatikan urutan gramatikal)
g. input itu harus disajikan secara proporsional (tidak berlebihan)
Penulis berharap apa yang telah penulis paparkan di atas dapat membantu anda di dalam proses pembelajaran bahasa kedua yang sedang anda jalani yaitu bahasa Arab.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran bahasa kedua, sesuai dengan perkembangannnya maka dua pendapat ini perlu kita cermati bersama, agar aplikasi pengajaran bahasa kedua yaitu arab bisa berjalan sebaik mungkin.
KTSP, menggunakan metode pengajaran kontekstual dan berbasis kompetensi. Sedangkan buku penunjang yang lain adalah buku iial'Arabiyyatu Linnasyiin karangan Mahmud Isma'il Shiny dkk, dan
buku pelajaran bahasa Arab Ta'lim al-Lughoh al-'Arabiyyah karangan Bapak H.D. Hidayat terbitan PT. Karya Toha Putra. Mengenai metode PBA yang digunakan adalah metode eklektik atau metode gabungan/pilihan. Pemilihan dan penggabungan metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, terkadang guru kurang bisa menguasai situasi kelas karena siswa yang kurang aktif dalam KBM.
Media PBA yang digunakan berupa media berbasis cetak seperti buku teks, multimedia seperti laptop & LCD dengan software (perangkat lunak) berupa tabel qawaid dan lagu-lagu bahasa Arab. Media yang digunakan kurang variatif dan intensitas penggunaanya masih belum maksimal. Adapun sistem penilaian yang diterapkan oleh guru meliputi penilaian proses dan hasil. Kedua penilaian tersebut mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian proses dilaksanakan selama KBM berlangsung. Sedangkan penilaian hasil belajar dilakukan setiap selesai pembelajaran factor pendukung penerapan KTSP dalam PBA meliputi factor internal dan eksternal. factor internal yaitu SDM yang bermutu, sarana dan prasarana Sedangkan factor eksternal adalah lingkungan sekolah yang kondusif dan orang tua. Adapun factor penghambat PBA diantaranya: heterogenitas siswa, sarana yang kurang memadai, siswa yang kurang aktif dalam KBM, beban materi banyak, dan jumlah siswa yang banyak (kelas besar).
VI. Penyajian
Teknik yang dipergunakan oleh seorang guru agar siswa mengalami proses pemerolehan bahasa didalam kelas Cazden mengajukan tiga cara, yaitu:
Scaffolding (menyusun tangga pertolongan). Bahwa proses belajar terjadi berkat pertolongan orang dewasa atau teman main yang lebih mahir. Apa yang semula dipelajari anak dengan bantuan orang yang lebih dewasa, dibelakang hari akan mampu dilakukannya sendiri. Pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang dewasa sebelum anak mampu melakukan sendiri suatu perbuatan inilah yang disebut scaffolding. Dalam definisinya cazden menyatakan "….a temporary framework for construction in progress (1992: 104).
Modelling (penggunaan contoh), yaitu dengan mempertunjukan kepada siswa sesuatu melalui penggunaan contoh. Agar siswa mampu membedakan satu cara dengan cara yang lain.
Pembimbingan langsung, masih menurut Cazden (1992: 108) "….the adult not only models a particular utterance but directs the child to say or tell or ask.dalam penggunaan bahasa sehari-hari, misalnya acapkali kita sering melihat orang tua mengangkat tangan kanan anaknya, kemudian tangan kanannya dilambai-lambaikan kekanan dan kekiri sambil mengucapkan "selamat tinggal, sampai jumpa.[4]
[1] Samsuri, Analisis Bahasa (Jakarta. Erlangga. 1981) hal. 55
[2] Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum.( Jakarta: PT Rineka Cipta) hal.66
[3] Moeliono, A.M. 1988. Sikap Bahasa Yang Bertalian Dengan Usaha Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa. Makalah dalam kongres bahasa V. Jakarta
[4] Syukur Ghazali. Drs. Et al. Pemerolehan dan Pengajaran Bahasa kedua. Hal. 203
Senin, 08 Juni 2009
اللهجات
حياة اللغة
تفرع اللغة إلى لهجات ولغات
الفصل الأول
مقدمة
ولو شاء ربك لجعل الناس أمة واحدة, ولا يزالون مختلفين, إلا من رحم ربك. ومن آياته خلق السموات والأرض واختلاف السنتكم وألوانكم, إن فى ذلك لآيات للعالمين.
أن الامة العربية تألفت أخيرا من شعبين عظيمين: القحطانيين أو (اليمانيين) والعدنانيين أو (النزاريين). وتشعب من كليهما شعوب وقبائل لها لهجات مختلفة الفروع متحدة الأصول غير أن لغة حمير من القحطانيين غلبت على أخواتها, ثم دخل فيها من اللغة العدنانية ألفاظ وأساليب إختلفت قلة وكثرة باختلاف الجهات, وعمرت حتى ظهور الإسلام.
ولكل لهجة من لهجات العرب عدا القراشية هنة أو أكثر, واشتهر من هذه الهنوات عجعجة قضاعة, وغمغمتها, وشنشنة اليمن, ووتمهم, وطمطمانية حمير, وتلتلة بهراء, وفحفحة هذيل, وعنعنة تميم, وكشكشة أسد وربيعة, ووهم كلب, ووكم ربيعة كلب, ولخلخانة الشِّحر وعمان, وقطعة طي, واستنطاء سعد بن بكر وهذيل والأزد وقيس والأنصار.[1]
الفصل الثانى
أسباب إنتشار اللغة
ولانتشار اللغة أسباب كثيرة يرجع أهمها إلى ما يلى:
1. أن تشتبك اللغة فى صراع مع لغة أو لغات أخرى, كما حدث للاتينية فى العصور القديمة إذ تغلبت على اللغات الأصلية لإيطاليا وإسبانيا والبرتغال وبلاد الجول (le gaule) فرنسا وما اليها, والألب الوسطى والإليريا Illyrie فأصبحت لغة الحديث والكتابة فى منطقة واسعة فى القسم الجنوبى الغربى من أوربا. بعد أن كانت قديما مقصورة على منطقة ضيقة فى وسط إطاليا, هى منطقة اللاتيوم (Latium).
وكما حدث للغة العربية غذ تغلبت على كثير من اللغات السامية الأخرى وعلى اللغات القبطية والبربرية والكوشيتية.
2. أن ينتشر أفراد شعب ما-على أثر هجرة أو استعمار-فى مناطق جديدة بعيدة عن أوطانهم الأولى , وتتكون من سلالتهم بهذه المناطق أمة أو أمم متميز كثيرة السكان, فيتسع بذلك مدى انتشار لغتهم, وتتعدد الجماعات الناطقة بها ويكثر أفراده. والأمثلة على ذلك كثيرة فى العصور الحديثة. فقد نجم عن استعمار الإنجليزى السكسون لأمريكا الشمالية وأستراليا ونيوزيلندا وجنوب أفريقيا أن انتشرت الإنجليزية فى هذه المناطق الشاسعة, فبلغ عدد الناطقين بها نحو مائتى مليون موزعين على مختلف قارات الأرض, بعد أن كانت قديما محصورة فى منطقة ضيقة من الجزر البريطانية.
3. أن يتاح لجماعة ما أسباب مواتية للنمو الطبيعى فى أوطانها الأصلية نفسها, فيأخذ عدد أفرادها وطوائفها فى الزيادة المطردة, وتنشط حركة العمران فى بلادها, فتكثر فيها المدن والقرى, وتتعدد الأقاليم والمناطق, فيتسع تبعا لذلك نطاق لغتها ومدى انتشارها.
الفصل الثالث
تفرع اللغات
فأما تفرع اللغة إلى اللغات إذا:
1. إختلفت اللهجات إختلافا كبيرا حتى لا يفهمها كل متكلم من اللهجات المتنوعة. كما قاله عبد الخير فى كتابه (sosiolinguistik)
Kesaling-mengertian antara anggota dari satu dialek dengan anggota dialek lain bersifat relative: bisa besar, bisa kecil atau juga bisa sangat kecil. Lalu kalau saling-mengertian itu tidak ada sama sekali, maka berarti kedua penutur dari kedua dialek yang berbeda itu bukanlah dari sebuah bahasa yang sama, melainkan dari kedua bahasa yang berbeda.[2]
2. العامل السياسى.
Secara politis, meskipun dua masyarakat tutur bisa saling mengerti karna kedua alat komunikasi verbalnya mempunyai kesamaan system dan subsitem, tetapi keduanya dianggap sebagai dua bahasa yang berbeda.[3]
مثلا : اللغة إندونيسيا واللغة ملازيا. عند علم اللغة لغة واحدة وعند السياسى لغة مختلفة.
الفصل الرابع
تفرع اللغة إلى لهجات ولغات نتيجة لازمة لسعة إنتشارها
والعامل الرئيسى فى تفرع اللغة إلى لهجات ولغات هو سعة إنتشارها. غير أن هذا العامل لا يودى إلى ذلك بشكل مباشر, بل يتيح الفرص لظهور عوامل أخرى تؤدى إلى هذه النتيجة, وباستقراء هذه العوامل فى الماضى والحاضر يظهر أن أهمها يرجع إلى الطوائف الآتية:
1. عوامل إجتماعية سياسية, تتعلق باستقلال المناطق التى إنتشرت فيها اللغة بعضها عن بعض وضعف السلطان المركزى الذى كان يجمعها ويوثق ما بينها من علاقات.
2. عوامل إجتماعية أدبية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق النظم الإجتماعية والعرف والتقاليد والعادات ومبلغ الثقافة ومناحى التفكير والوجدان.
3. عوامل جغرافية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى الجو وطبيعة بلاد وبيئتها وشكلها وموقعها وما إلى ذلك, وفيما يفصل كل منطقة عن غيرها من جبال وأنهار وبحار وبحيرات وهلم جرا, فلا يخفى أن هذه الفروق والفواصل طبيعية تؤدى, عاجلا أو آجلا, إلى فروق وفواصل فى اللغات.
4. عوامل شعبية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى الأجناس لفصائل الإنسانية التى ينتمون إليها والأصول التى إنحدروا منها.
5. عوامل جسمية فيزيولوجية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى التكوين الطبيعى لأعضاء النطق.
ويبدأ الخلاف بين هذه اللهجات من ناحيتين:
1. الناحية المتعلقة بالصوت, فتختلف الأصوات (الحروف) التى تتألف منها الكلمة الواحدة, وتختلف طريقة النطق تبعا لاختلاف اللهجات.
2. الناحية المتعلقة بدلالة المفردات, فتختلف معانى بعض الكلمات باختلاف الجماعات الناطقة بها.
على حين أن مسافة الخلاف بينها فى الناحيتين الصوتية والدلالية قد بلغت حدا جعل بعضها غريبا على بعض.
وأما الناحية المتعلقة بالقواعد (le grammaire) سواء فى ذلك ما يتعلق منها بالبنية (المورفولوجيا) أو ما يتعلق منها بالتنظيم (السنتكس) فلا ينالها فى المبدا كثير من التغيير: وإليك مثلا اللهجات العامية التى انشعبت عن العربية بالعراق والشام والحجاز واليمن وبلاد المغرب. فإنه لا يوجد بينها إلا فروق ضئيلة فى نظام تكوين الجملة وتغيير البنية وقواعد الإشتقاق والجمع والتأنيث والوصف والنسب والتصغير وما إلى ذلك.
ومن هذا يتبين أن اللغة لا تموت حتف أنفها, فما لم تصرعها لغة أخرى على الوجوه.
ومن ثم يظهر كذلك خطأ من يحاولون علاج تعدد اللغات بانشاء لغة عالمية (إسبيرانتو\ Esperanto) يتحدث بها الناس من مختلف الأمم والعصور. وذلك أن هذه اللغة الصنائية على فرض امكان إختراعها والزام الناس باستخدامها.
الفصل الخامس
أللهجات المحلية وصراعها بعضها مع بعض.
يترتب على القانون السابق أن تختلف اللهجات فى الأمة الواحدة تبعا لاختلاف أقاليمها وما يحيط بكل اقليم منها من ظروف وما يمتاز به أهله من خصائص. وقد جرت عادة علماء اللغة أن يطلقوا على هذا النوع من اللهجات اسم اللهجات المحلية ( dialects locaux/local dialect ). وتختلف هذه اللهجات بعضها عن بعض اختلافا كبيرا فى المساحة التى يشغلها كل منها:
1. ما يشغل مقاطعة كاملة من مقاطعات الدولة.
2. ما تضيق منطقته فلا تشمل إلا بضع قرى متقاربة.
3. ما يكون وسطا بين هذا وذاك.
وتختلف درجة التأثر باختلاف الاحوال. فأحيانا يكون يسيرا لا ينال إلا بعض مظاهر, وأحيانا يكون عميقا ينتهى بالقضاء على اللهجة المغلوبة.
فيكون يسيرا إذا لم تكن الفوارق كبيرة بين أهل المنطقتين فى الثقافة والنفوذ والسلطان. ويبدو هذا فى تأثر لهجة القرية بلهجة المدينة التى تجاورها أو يكون بها مقر المحافظة أو المركز, أو فى تأثرها بلهجة البلد الذى يتخذ مقرا لنقطة البوليس أو التى بقاء فيها السوق الأسبوعى وهلم جرا.
فالقرى المصرية التى تقلب فى لهجاتها القاف العربية جيما معطشة ( جلنا = قلنا)
فإن التأثر يكون عميقا لدرجة تصل احيانا الى القضاء على اللهجة المغلوبة , ويحدث هذا فى حالتين:
- الحالة الأولى ان تكون احدى المنطقتين خاضعة لسلطان المنطقة الأخرى, وفى هذه الحالة يكتب النصر للهجة المنطقة ذات السلطان على شريطة ان لا تقل عن المنطقة الأخرى حضارة وثقافة وآدابا.
والأمثلة على ذلك كثيرة فى التاريخ القديم والحديث. فلهجة باريس حيث مقر الحكومة والسلطان. وقد قضت على كثير من لهجات المقاطعات الفرنسية التى خضعت لنفوذ باريس. وكذلك فعلت لهجة لندنمع عدد كبير من اللهجات الإنجليزية الأخرى أو لهجة مدريد مع اللهجات الاسبانية, ولهجة روما فى العصور القديمة مع اخواتها الاطاليا, ولهجة قريش قبيل الإسلام مع اللهجات المضرية الأخرى... وهلم جرا.
- الحالة الثانية: ان احد المنطقتين الأخرى فى ثقافتها وحضارتها وآداب لغتها. وفى هذه الحالة يكتب النصر للهجتها وان لم يكن لها سلطان سياسى على المنطقة الأخرى, ولذلك اخذت اللهجة السكسونية بألمانيا تطارد اللهجات الألمانية الأخرى منذ القرن السادس عشر الميلادى, اى قبل ان تتكون الدولة الالمانية الحديثة وقبل ان تظهر غلبة بيرلين. واخذت التوسكانية Toscan باطاليا تقهر اللهجات الاطالية الأخرى منذ القرن الرابع عشر الميلادى, اى قبل ان تتكون الدولة الاطالية الحديثة وقبل ان يظهر سلطان روما. زذلك بفضل ما كان لكل من السكسونية والتوسكانية من انتاج أدبى لا يذكر بجانبه انتاج اخواتها التى اشتكت معها فى هذا الصراع.
الفصل السادس
اختلاف اللهجات فى البلد الواحد باختلاف طبقات الناس وفئاتهم
اللهجات الاجتماعية (sosiolek/Dealectes sociaux)
تنشعب احيانا لغة المحادثة فى البلد الواحد أو المنطقة الواحدة الى لهجات مختلفة تبعا لاختلاف طبقات الناس وفئاتهم, فيكون ثمة مثلا لهجة للطبقة الأرستوقراطية, وأخرى للجنود, وثالثة للبحارة, ورابعة للرياضيين, وخامسة للبرادينو والسادسة للنجارين... وهلم.
ويطلق المحدثون من علماء اللغة على هذا النوع من اللهجات اسم (اللهجات الاجتماعية) dialects sociaux تمييزا لها عن (اللهجات المحلية) dealectes locaux.
ويؤدى إلى نشأة هذه اللهجات ما يوجد بين طبقات الناس وفئاتهم من فروق فى الثقافة, ومناحى التفكير والوجدان, ومستوى المعيشة, وحياة الاسرة, والبيئة الاجتماعية, والتقاليد والعادات, وما تزاوله كل طبقة من اعمال وتضطلع به من وظائف, والآثار العميقة تتركها كل وظيفة ومهنة فى عقلية المشتغلين بها, وحاجة أفراد كل طبقة إلى دقة التعبير وانشاء مصطلحات خاصة بصدد الأمور التى يكثر ورودها فى حياتهم وتستأثر بقسط زمن انتباههم, وما يلجئون اليه من استخدام مفردات فى غير ما وضعت له أو قصرها بعض مدلولاتها للتعبير عن امور تتصل بصناعتهم واعمالهم.
فمن الواضح هذه الفوارق وما اليها من شأنها أن توجه اللهجة فى كل طبقة وجهة تختلف عن وجهتها . وقد تذهب اللهجات الاجتماعية بعيدا فى هذا الطريق, فيشتد انحرافها عن الأصل الذى انشعبت وتتسع مسافة الخلف بينها وبين اخواتها, حتى تكاد تصبح لغة متميزة مستقلة غير مفهومة الا لاهلها.
ويزداد فى العادة انحراف اللهجة الاجتماعية عن اخواتها كلما كثرت الفوارق بين الطبقة الناطقة بقية الطبقات, او كانت حياة اهلها قائمة على مبدا العزلة عن المجتمع او على اساس الخروج من قوانينه. كانت فى فرنسا لهجات الطبقات الدنيا من العمال, واللهجات السرية من المتصوفين والرهبان.
ولا تظل اللهجات الاجتماعية جامدة على حالة واحدة, بل تسير فى السبيل الارتقائى نفسه الذى تسير فيه اللهجات المحلية, فيتسع نطاقها باتساع شئون الناطقين بها ومبلغ نشاطهم, واحتكاكهم بالاجانب وباهل الطبقات الاخرى من مواطنهم, وما يخترعونه من مصطلحات ويتواضعون عليه من عبارات ويقتبسونه عن اللغات الاجنبية من مفردات وافكار, وتختلف اساليبها وطرق تركيبها باختلاف العصور وتطور الظروف الاجتماعية المحيطة بالطبقات الناطقة بها.
ولا يتميز فى العادة اللهجات الاجتماعية بعضها عن بعض تميزا واضحا الا فى المدن الكبيرة حيث يتكاثف السكان, ويزدحم الناس, وتنشط الحركة الاقتصادية, وتتنوع الوظائف, وتتعدد المهن, ويشتد النزاع بين الطبقات: كنيويورك ولندن وباريس فى العصر الحاضر, وكبغداد فى العصر العباسى.
وأهم انواع اللهجات الاجتماعية ما يسمونه (باللهجات الحرفية) profession dialects وهى اللهجات التى يتكلم بها فيما بينهم اهل الحرف المختلفة كالبرادين والنجارين والنقاشينوالصيادين والبحارة ... وهلم جرا.
هذا وقد خيل الى بعض علماء (الاتنوجرافيا) أن اللهجات الاجتماعية لا تنشأ من تلقاء نفسها, بل تخلق خلقا, وتبتدع بالتواضع والاتفاق بين افراد الطبقة الواحدة, وترتجل الفاظها ومصطلحاتها ارتجالا. وقد تابعهم فى هذا الرأى بعض القدامى من علماء اللغة.
وليس لهذه النظرية اى سند عقلى او تاريخى. بل ان ما تقرره ليتعارض مع النواميس العامة التى تسير عليها النظم الاجتماعية. فعهدنا بهذه النظم انها لا ترتجل ارتجالا ولا تخلق خلقا, بل تتكون بالتدريج من تلقاء نفسها.
والحق أن (اللهجات الاجتماعية) لا تختلف فى نشأتها عن (اللهجات المحلية). أن السبب الرئيسى لنشأة (اللهجات المحلية) يرجع الى اختلاف الأقاليم وما يحيط بكل اقليم من ظروف وما يمتاز به اهله من خصائص, على حين أن السبب الرئيسى فى نشاة (اللهجات الاجتماعية) يرجع الى اختلاف طبقات الناس فى القليم الواحد وما يكتنف كل طبقة منها من شئون وما يفصلها بعضها عن بعض من مميزات فى شتى مظاهر الحياة.
الفصل السابع
اختلاف لهجة الرجال عن لهجة النساء
قد يحدث فى بعض الشعوب التى يقل فيها اختلاط الرجال بالنساء, وتحت تأثير نظم دينية او تقاليد اجتماعية, ان تختلف لهجة الرجال عن لهجة النساء اختلافا يسيرا او كبيرا.
وليست هذه اللهجات فى الواقع الا نوعا من انواع (اللهجات الاجتماعية) التى تقدم الكلام عنها فى الفقرة السابقة.
المجموع
وتفرعت اللغات إلى لهجات تالية:
1. اللهجة المحلية\ الشخصية (idiolek ) عند هذا المبدأ أن لكل شخص تفرع لغتها, تحتوى على: نوع الأصوات, إختيار الألفاظ, أسلوب اللغة وهلم جرا.
2. اللهجة ( dialek) تفرع اللغة على فئة المتكلمين بعدد معينة. التى تحيطها المنطقة وجغرافى والشعبى وما إلى ذلك.
3. اللهجة الزمنية ( kronolek) والمراد بها تفرع اللغة تستعملها فئة الإجتماعية على عصر معين من العصور.
4. اللهجة الإجتماعية ( sosiolek) ( dialectes sociaux). تنشعب أحيانا لغة المحادثة فى البلد الواحد أو المنطقة الواحدة إلى لهجات مختلفة تبعا لاختلاف طبقات الناس وفئاتهم: فيكون ثمة مثلا لهجة للطبقة الأرستوقراطية, وأخرى للجنود, وثالثة للبحارة, ورابعة للرياضيين... وهلم جرا.
1أحمد الاشكندرى. الوسيط. ص. 14
[2] Abdul chaer: Sosiolunguistik Perkenalan Awal (PT. Rineka cipta) hal. 63.
[3] Opcit. Hal. 64
تفرع اللغة إلى لهجات ولغات
الفصل الأول
مقدمة
ولو شاء ربك لجعل الناس أمة واحدة, ولا يزالون مختلفين, إلا من رحم ربك. ومن آياته خلق السموات والأرض واختلاف السنتكم وألوانكم, إن فى ذلك لآيات للعالمين.
أن الامة العربية تألفت أخيرا من شعبين عظيمين: القحطانيين أو (اليمانيين) والعدنانيين أو (النزاريين). وتشعب من كليهما شعوب وقبائل لها لهجات مختلفة الفروع متحدة الأصول غير أن لغة حمير من القحطانيين غلبت على أخواتها, ثم دخل فيها من اللغة العدنانية ألفاظ وأساليب إختلفت قلة وكثرة باختلاف الجهات, وعمرت حتى ظهور الإسلام.
ولكل لهجة من لهجات العرب عدا القراشية هنة أو أكثر, واشتهر من هذه الهنوات عجعجة قضاعة, وغمغمتها, وشنشنة اليمن, ووتمهم, وطمطمانية حمير, وتلتلة بهراء, وفحفحة هذيل, وعنعنة تميم, وكشكشة أسد وربيعة, ووهم كلب, ووكم ربيعة كلب, ولخلخانة الشِّحر وعمان, وقطعة طي, واستنطاء سعد بن بكر وهذيل والأزد وقيس والأنصار.[1]
الفصل الثانى
أسباب إنتشار اللغة
ولانتشار اللغة أسباب كثيرة يرجع أهمها إلى ما يلى:
1. أن تشتبك اللغة فى صراع مع لغة أو لغات أخرى, كما حدث للاتينية فى العصور القديمة إذ تغلبت على اللغات الأصلية لإيطاليا وإسبانيا والبرتغال وبلاد الجول (le gaule) فرنسا وما اليها, والألب الوسطى والإليريا Illyrie فأصبحت لغة الحديث والكتابة فى منطقة واسعة فى القسم الجنوبى الغربى من أوربا. بعد أن كانت قديما مقصورة على منطقة ضيقة فى وسط إطاليا, هى منطقة اللاتيوم (Latium).
وكما حدث للغة العربية غذ تغلبت على كثير من اللغات السامية الأخرى وعلى اللغات القبطية والبربرية والكوشيتية.
2. أن ينتشر أفراد شعب ما-على أثر هجرة أو استعمار-فى مناطق جديدة بعيدة عن أوطانهم الأولى , وتتكون من سلالتهم بهذه المناطق أمة أو أمم متميز كثيرة السكان, فيتسع بذلك مدى انتشار لغتهم, وتتعدد الجماعات الناطقة بها ويكثر أفراده. والأمثلة على ذلك كثيرة فى العصور الحديثة. فقد نجم عن استعمار الإنجليزى السكسون لأمريكا الشمالية وأستراليا ونيوزيلندا وجنوب أفريقيا أن انتشرت الإنجليزية فى هذه المناطق الشاسعة, فبلغ عدد الناطقين بها نحو مائتى مليون موزعين على مختلف قارات الأرض, بعد أن كانت قديما محصورة فى منطقة ضيقة من الجزر البريطانية.
3. أن يتاح لجماعة ما أسباب مواتية للنمو الطبيعى فى أوطانها الأصلية نفسها, فيأخذ عدد أفرادها وطوائفها فى الزيادة المطردة, وتنشط حركة العمران فى بلادها, فتكثر فيها المدن والقرى, وتتعدد الأقاليم والمناطق, فيتسع تبعا لذلك نطاق لغتها ومدى انتشارها.
الفصل الثالث
تفرع اللغات
فأما تفرع اللغة إلى اللغات إذا:
1. إختلفت اللهجات إختلافا كبيرا حتى لا يفهمها كل متكلم من اللهجات المتنوعة. كما قاله عبد الخير فى كتابه (sosiolinguistik)
Kesaling-mengertian antara anggota dari satu dialek dengan anggota dialek lain bersifat relative: bisa besar, bisa kecil atau juga bisa sangat kecil. Lalu kalau saling-mengertian itu tidak ada sama sekali, maka berarti kedua penutur dari kedua dialek yang berbeda itu bukanlah dari sebuah bahasa yang sama, melainkan dari kedua bahasa yang berbeda.[2]
2. العامل السياسى.
Secara politis, meskipun dua masyarakat tutur bisa saling mengerti karna kedua alat komunikasi verbalnya mempunyai kesamaan system dan subsitem, tetapi keduanya dianggap sebagai dua bahasa yang berbeda.[3]
مثلا : اللغة إندونيسيا واللغة ملازيا. عند علم اللغة لغة واحدة وعند السياسى لغة مختلفة.
الفصل الرابع
تفرع اللغة إلى لهجات ولغات نتيجة لازمة لسعة إنتشارها
والعامل الرئيسى فى تفرع اللغة إلى لهجات ولغات هو سعة إنتشارها. غير أن هذا العامل لا يودى إلى ذلك بشكل مباشر, بل يتيح الفرص لظهور عوامل أخرى تؤدى إلى هذه النتيجة, وباستقراء هذه العوامل فى الماضى والحاضر يظهر أن أهمها يرجع إلى الطوائف الآتية:
1. عوامل إجتماعية سياسية, تتعلق باستقلال المناطق التى إنتشرت فيها اللغة بعضها عن بعض وضعف السلطان المركزى الذى كان يجمعها ويوثق ما بينها من علاقات.
2. عوامل إجتماعية أدبية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق النظم الإجتماعية والعرف والتقاليد والعادات ومبلغ الثقافة ومناحى التفكير والوجدان.
3. عوامل جغرافية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى الجو وطبيعة بلاد وبيئتها وشكلها وموقعها وما إلى ذلك, وفيما يفصل كل منطقة عن غيرها من جبال وأنهار وبحار وبحيرات وهلم جرا, فلا يخفى أن هذه الفروق والفواصل طبيعية تؤدى, عاجلا أو آجلا, إلى فروق وفواصل فى اللغات.
4. عوامل شعبية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى الأجناس لفصائل الإنسانية التى ينتمون إليها والأصول التى إنحدروا منها.
5. عوامل جسمية فيزيولوجية, تتمثل فيما بين سكان المناطق المختلفة من فروق فى التكوين الطبيعى لأعضاء النطق.
ويبدأ الخلاف بين هذه اللهجات من ناحيتين:
1. الناحية المتعلقة بالصوت, فتختلف الأصوات (الحروف) التى تتألف منها الكلمة الواحدة, وتختلف طريقة النطق تبعا لاختلاف اللهجات.
2. الناحية المتعلقة بدلالة المفردات, فتختلف معانى بعض الكلمات باختلاف الجماعات الناطقة بها.
على حين أن مسافة الخلاف بينها فى الناحيتين الصوتية والدلالية قد بلغت حدا جعل بعضها غريبا على بعض.
وأما الناحية المتعلقة بالقواعد (le grammaire) سواء فى ذلك ما يتعلق منها بالبنية (المورفولوجيا) أو ما يتعلق منها بالتنظيم (السنتكس) فلا ينالها فى المبدا كثير من التغيير: وإليك مثلا اللهجات العامية التى انشعبت عن العربية بالعراق والشام والحجاز واليمن وبلاد المغرب. فإنه لا يوجد بينها إلا فروق ضئيلة فى نظام تكوين الجملة وتغيير البنية وقواعد الإشتقاق والجمع والتأنيث والوصف والنسب والتصغير وما إلى ذلك.
ومن هذا يتبين أن اللغة لا تموت حتف أنفها, فما لم تصرعها لغة أخرى على الوجوه.
ومن ثم يظهر كذلك خطأ من يحاولون علاج تعدد اللغات بانشاء لغة عالمية (إسبيرانتو\ Esperanto) يتحدث بها الناس من مختلف الأمم والعصور. وذلك أن هذه اللغة الصنائية على فرض امكان إختراعها والزام الناس باستخدامها.
الفصل الخامس
أللهجات المحلية وصراعها بعضها مع بعض.
يترتب على القانون السابق أن تختلف اللهجات فى الأمة الواحدة تبعا لاختلاف أقاليمها وما يحيط بكل اقليم منها من ظروف وما يمتاز به أهله من خصائص. وقد جرت عادة علماء اللغة أن يطلقوا على هذا النوع من اللهجات اسم اللهجات المحلية ( dialects locaux/local dialect ). وتختلف هذه اللهجات بعضها عن بعض اختلافا كبيرا فى المساحة التى يشغلها كل منها:
1. ما يشغل مقاطعة كاملة من مقاطعات الدولة.
2. ما تضيق منطقته فلا تشمل إلا بضع قرى متقاربة.
3. ما يكون وسطا بين هذا وذاك.
وتختلف درجة التأثر باختلاف الاحوال. فأحيانا يكون يسيرا لا ينال إلا بعض مظاهر, وأحيانا يكون عميقا ينتهى بالقضاء على اللهجة المغلوبة.
فيكون يسيرا إذا لم تكن الفوارق كبيرة بين أهل المنطقتين فى الثقافة والنفوذ والسلطان. ويبدو هذا فى تأثر لهجة القرية بلهجة المدينة التى تجاورها أو يكون بها مقر المحافظة أو المركز, أو فى تأثرها بلهجة البلد الذى يتخذ مقرا لنقطة البوليس أو التى بقاء فيها السوق الأسبوعى وهلم جرا.
فالقرى المصرية التى تقلب فى لهجاتها القاف العربية جيما معطشة ( جلنا = قلنا)
فإن التأثر يكون عميقا لدرجة تصل احيانا الى القضاء على اللهجة المغلوبة , ويحدث هذا فى حالتين:
- الحالة الأولى ان تكون احدى المنطقتين خاضعة لسلطان المنطقة الأخرى, وفى هذه الحالة يكتب النصر للهجة المنطقة ذات السلطان على شريطة ان لا تقل عن المنطقة الأخرى حضارة وثقافة وآدابا.
والأمثلة على ذلك كثيرة فى التاريخ القديم والحديث. فلهجة باريس حيث مقر الحكومة والسلطان. وقد قضت على كثير من لهجات المقاطعات الفرنسية التى خضعت لنفوذ باريس. وكذلك فعلت لهجة لندنمع عدد كبير من اللهجات الإنجليزية الأخرى أو لهجة مدريد مع اللهجات الاسبانية, ولهجة روما فى العصور القديمة مع اخواتها الاطاليا, ولهجة قريش قبيل الإسلام مع اللهجات المضرية الأخرى... وهلم جرا.
- الحالة الثانية: ان احد المنطقتين الأخرى فى ثقافتها وحضارتها وآداب لغتها. وفى هذه الحالة يكتب النصر للهجتها وان لم يكن لها سلطان سياسى على المنطقة الأخرى, ولذلك اخذت اللهجة السكسونية بألمانيا تطارد اللهجات الألمانية الأخرى منذ القرن السادس عشر الميلادى, اى قبل ان تتكون الدولة الالمانية الحديثة وقبل ان تظهر غلبة بيرلين. واخذت التوسكانية Toscan باطاليا تقهر اللهجات الاطالية الأخرى منذ القرن الرابع عشر الميلادى, اى قبل ان تتكون الدولة الاطالية الحديثة وقبل ان يظهر سلطان روما. زذلك بفضل ما كان لكل من السكسونية والتوسكانية من انتاج أدبى لا يذكر بجانبه انتاج اخواتها التى اشتكت معها فى هذا الصراع.
الفصل السادس
اختلاف اللهجات فى البلد الواحد باختلاف طبقات الناس وفئاتهم
اللهجات الاجتماعية (sosiolek/Dealectes sociaux)
تنشعب احيانا لغة المحادثة فى البلد الواحد أو المنطقة الواحدة الى لهجات مختلفة تبعا لاختلاف طبقات الناس وفئاتهم, فيكون ثمة مثلا لهجة للطبقة الأرستوقراطية, وأخرى للجنود, وثالثة للبحارة, ورابعة للرياضيين, وخامسة للبرادينو والسادسة للنجارين... وهلم.
ويطلق المحدثون من علماء اللغة على هذا النوع من اللهجات اسم (اللهجات الاجتماعية) dialects sociaux تمييزا لها عن (اللهجات المحلية) dealectes locaux.
ويؤدى إلى نشأة هذه اللهجات ما يوجد بين طبقات الناس وفئاتهم من فروق فى الثقافة, ومناحى التفكير والوجدان, ومستوى المعيشة, وحياة الاسرة, والبيئة الاجتماعية, والتقاليد والعادات, وما تزاوله كل طبقة من اعمال وتضطلع به من وظائف, والآثار العميقة تتركها كل وظيفة ومهنة فى عقلية المشتغلين بها, وحاجة أفراد كل طبقة إلى دقة التعبير وانشاء مصطلحات خاصة بصدد الأمور التى يكثر ورودها فى حياتهم وتستأثر بقسط زمن انتباههم, وما يلجئون اليه من استخدام مفردات فى غير ما وضعت له أو قصرها بعض مدلولاتها للتعبير عن امور تتصل بصناعتهم واعمالهم.
فمن الواضح هذه الفوارق وما اليها من شأنها أن توجه اللهجة فى كل طبقة وجهة تختلف عن وجهتها . وقد تذهب اللهجات الاجتماعية بعيدا فى هذا الطريق, فيشتد انحرافها عن الأصل الذى انشعبت وتتسع مسافة الخلف بينها وبين اخواتها, حتى تكاد تصبح لغة متميزة مستقلة غير مفهومة الا لاهلها.
ويزداد فى العادة انحراف اللهجة الاجتماعية عن اخواتها كلما كثرت الفوارق بين الطبقة الناطقة بقية الطبقات, او كانت حياة اهلها قائمة على مبدا العزلة عن المجتمع او على اساس الخروج من قوانينه. كانت فى فرنسا لهجات الطبقات الدنيا من العمال, واللهجات السرية من المتصوفين والرهبان.
ولا تظل اللهجات الاجتماعية جامدة على حالة واحدة, بل تسير فى السبيل الارتقائى نفسه الذى تسير فيه اللهجات المحلية, فيتسع نطاقها باتساع شئون الناطقين بها ومبلغ نشاطهم, واحتكاكهم بالاجانب وباهل الطبقات الاخرى من مواطنهم, وما يخترعونه من مصطلحات ويتواضعون عليه من عبارات ويقتبسونه عن اللغات الاجنبية من مفردات وافكار, وتختلف اساليبها وطرق تركيبها باختلاف العصور وتطور الظروف الاجتماعية المحيطة بالطبقات الناطقة بها.
ولا يتميز فى العادة اللهجات الاجتماعية بعضها عن بعض تميزا واضحا الا فى المدن الكبيرة حيث يتكاثف السكان, ويزدحم الناس, وتنشط الحركة الاقتصادية, وتتنوع الوظائف, وتتعدد المهن, ويشتد النزاع بين الطبقات: كنيويورك ولندن وباريس فى العصر الحاضر, وكبغداد فى العصر العباسى.
وأهم انواع اللهجات الاجتماعية ما يسمونه (باللهجات الحرفية) profession dialects وهى اللهجات التى يتكلم بها فيما بينهم اهل الحرف المختلفة كالبرادين والنجارين والنقاشينوالصيادين والبحارة ... وهلم جرا.
هذا وقد خيل الى بعض علماء (الاتنوجرافيا) أن اللهجات الاجتماعية لا تنشأ من تلقاء نفسها, بل تخلق خلقا, وتبتدع بالتواضع والاتفاق بين افراد الطبقة الواحدة, وترتجل الفاظها ومصطلحاتها ارتجالا. وقد تابعهم فى هذا الرأى بعض القدامى من علماء اللغة.
وليس لهذه النظرية اى سند عقلى او تاريخى. بل ان ما تقرره ليتعارض مع النواميس العامة التى تسير عليها النظم الاجتماعية. فعهدنا بهذه النظم انها لا ترتجل ارتجالا ولا تخلق خلقا, بل تتكون بالتدريج من تلقاء نفسها.
والحق أن (اللهجات الاجتماعية) لا تختلف فى نشأتها عن (اللهجات المحلية). أن السبب الرئيسى لنشأة (اللهجات المحلية) يرجع الى اختلاف الأقاليم وما يحيط بكل اقليم من ظروف وما يمتاز به اهله من خصائص, على حين أن السبب الرئيسى فى نشاة (اللهجات الاجتماعية) يرجع الى اختلاف طبقات الناس فى القليم الواحد وما يكتنف كل طبقة منها من شئون وما يفصلها بعضها عن بعض من مميزات فى شتى مظاهر الحياة.
الفصل السابع
اختلاف لهجة الرجال عن لهجة النساء
قد يحدث فى بعض الشعوب التى يقل فيها اختلاط الرجال بالنساء, وتحت تأثير نظم دينية او تقاليد اجتماعية, ان تختلف لهجة الرجال عن لهجة النساء اختلافا يسيرا او كبيرا.
وليست هذه اللهجات فى الواقع الا نوعا من انواع (اللهجات الاجتماعية) التى تقدم الكلام عنها فى الفقرة السابقة.
المجموع
وتفرعت اللغات إلى لهجات تالية:
1. اللهجة المحلية\ الشخصية (idiolek ) عند هذا المبدأ أن لكل شخص تفرع لغتها, تحتوى على: نوع الأصوات, إختيار الألفاظ, أسلوب اللغة وهلم جرا.
2. اللهجة ( dialek) تفرع اللغة على فئة المتكلمين بعدد معينة. التى تحيطها المنطقة وجغرافى والشعبى وما إلى ذلك.
3. اللهجة الزمنية ( kronolek) والمراد بها تفرع اللغة تستعملها فئة الإجتماعية على عصر معين من العصور.
4. اللهجة الإجتماعية ( sosiolek) ( dialectes sociaux). تنشعب أحيانا لغة المحادثة فى البلد الواحد أو المنطقة الواحدة إلى لهجات مختلفة تبعا لاختلاف طبقات الناس وفئاتهم: فيكون ثمة مثلا لهجة للطبقة الأرستوقراطية, وأخرى للجنود, وثالثة للبحارة, ورابعة للرياضيين... وهلم جرا.
1أحمد الاشكندرى. الوسيط. ص. 14
[2] Abdul chaer: Sosiolunguistik Perkenalan Awal (PT. Rineka cipta) hal. 63.
[3] Opcit. Hal. 64
Jumat, 05 Juni 2009
mobil antik
Langganan:
Postingan (Atom)